Antagonisme jamur rizosfer tanaman karet terhadap Rigidoporus microporus secara in vitro dan in planta

Penyakit jamur akar putih (JAP) yang disebabkan oleh Rigidoporus microporus merupakan penyakit penting pada tanaman karet. Pengendalian JAP umumnya menggunakan fungisida sintetik berdampak buruk terhadap lingkungan dan berbiaya mahal. Salah satu cara pengendalian tular tanah lebih murah efisien adalah pemanfaatan mikroorganisme antagonis. Penelitian ini bertujuan untuk menguji antagonisme rizosfer karet (JRK) R. microporus. dilaksanakan dari November 2021 hingga Februari 2022 metode survei di Perkebunan Karet Rakyat (PKR) Sakambangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat serta eksperimental Laboratorium Fitopatologi, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Rancangan Acak Lengkap digunakan dua uji yaitu dual culture (in vitro) berupa perlakuan 17 isolat JRK kontrol potongan planta) 8 dengan tiga kali ulangan. Dari hasil penelitian diperoleh termasuk genus Trichoderma, Aspergillus, Penicillium, Gliocladium, Paecilomyces, Acremonium Cladosporium, empat tidak teridentifikasi. Semua menghambat pertumbuhan in vitro kolonisasi planta penghambatan tertinggi masing-masing 86,07% 85,33%. Trichoderma sp., Aspergillus sp. Penicillium antagonis potensial mengendalikan asal PKR Sakambangan.ABSTRACTWhite root rot disease (WRRD) incited by is an important rubber plants. WRRD commonly controlled using synthetic fungicide, nevertheless it expensive and harmful to environment. One way control soil-borne diseases that considered cheaper, efficient safer antagonistic microorganisms. This study aimed examine the antagonism of plant rhizosphere fungi (RRF) against The research was carried out from February 2022. Research used survey method at a plantation Garut Regency, West Java, experimental Phytopathology Laboratory, Faculty Agriculture, A Completely Randomized Design for two tests, namely RRF isolates as treatment while piece test testing treatments with three replications. results derived fungal genera Acremonium, four unidentified. All inhibited growth (86.07%) colonization (85.33%) are potential antagonists Sakambangan origin.